DIPERSILAHKAN MENYEBARKAN ARTIKEL BLOG DENGAN MENYERTAKAN LINK SUMBERNYA

Kamis, 10 September 2015

Inilah Yasin Al-'Adeni (3)

"MUSA ALAIHIS SHOLATU WASSALAM
ADALAH SEORANG YANG KURANG"


Abu Usamah Adam bin Sholih bin Ubaid Al-Bajani


Masih belum cukup puas untuk membongkar kedoknya sendiri, kini Yasin kembali menunjukkan jati dirinya. Yasin dengan kejinya mencela kehormatan seorang nabi dan rasul-Nya Musa alaihis salam, dan itu justru semakin mengukuhkan jati diri seorang Yasin.

Dalam salah satu pelajaran aqidah Yasin berkata,

بل يبحث عن الشخص الذي هو يكمله، يقول ربنا سبحانه و تعالى عن موسى عليه الصلاة و السلام

"bahkan Musa mencari seseorang yang dapat menyempurnakannya, Rabb kita subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Musa alaihis sholatu wassalam;

و أخي هارون هو أفصح مني لسانا فارسله معي ردءا يصدقني إني أخاف أن يكذبون قال سنشد عضك بأخيك

"dan saudaraku Harun dia lebih fasih lisannya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku, sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku, Allah berkata ; Kami akan membantumu dengan saudaramu " (QS. Al-Qashas 34-35)

Yasin berkata mengomentari ayat di atas,


من يقول ذلك ؟! يقول ذلك نبي الله و رسوله موسى عليه الصلاة و السلام و هو نبي الله و رسوله أنزل الله عليه الكتاب و ينال من الله سبحانه وتعالى الدرجة و القربة و المنزلة الرفيعة يوحى إليه ينزل عليه جبريل عليه الصلاة و السلام

انظر انظر إلى هذه الأمور التي لا توجد في شخص واحد لا يوجد في جماعة أبدا ! هذه الميزان و هذه الخصوصيات ! رسوله و نبيه يوحى إليه و ينزل إليه جبريل و الله عز و جل ينزل إليه كتابا، مع ذلك فموسى عليه الصلاة و السلام ناقص

"siapakah yang mengatakan hal tersebut ?! Yang mengatakannya adalah seorang nabi Allah dan rasul-Nya Musa alaihis sholatu wassalam dan dia merupakan seorang nabi Allah dan rasul-Nya, Allah telah menurunkan kepadanya al-kitab dan memperoleh dari Allah subhanahu wa ta'ala derajat dan kedekatan serta kedudukan yang tinggi, diwahyukan kepadanya, turun kepadanya Jibril alaihis sholatu wassalam.

Lihatlah! Lihatlah! Kepada perkara-perkara tesebut yang mana tidak didapati pada diri satu orang tidaklah didapati pada satu kelompok selamanya, karakteristik ini dan kekhususan ini, seorang rasul-Nya dan nabi-Nya diwahyukan kepadanya dan turun kepadanya Jibril dan Allah azza wa jalla menurunkan kepadanya al-kitab, dan bersamaan dengan itu semua maka Musa alaihis sholatu wassalam adalah seorang yang kurang"

Saksikanlah! betapa lancangnya seorang Yasin terhadap nabi Musa alaihis sholatu wassallam, tidakkah dia pernah membaca firman Allah di bawah ini :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻛَﺎﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﺫَﻭْﺍ ﻣُﻮﺳَﻰٰ ﻓَﺒَﺮَّﺃَﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻤَّﺎ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ۚ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺟِﻴﻬًﺎ

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan, dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah"
(QS: Al-Ahzab 69)

Selepas dia menyampaikan pelajaran tersebut salah seorang ikhwah mustafid/ pengajar menegurnya dan meluruskannya namun kembali dengan penuh keangkuhan dan kesombongan Yasin mengatakan kepada ikhwah yang menasehatinya,

"aku tidaklah memaksudkan dengan perkataan tersebut  menganggap nabi Musa kurang pada sisi nubuwwah/ kenabian beliau namun aku maksudkan adalah beliau kurang dari sisi fisik"

Astaghfirullah...

Begitulah seorang Yasin yang dengan sombong berusaha menghindar dari kesalahannya justru terjerembab dalam kesalahan yang berikutnya dengan mensifati nabi Musa alaihissalam kurang secara fisik!

Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-'Asqolani rahimahullah dalam Fathul Baari:

و فيه أن الأنبياء في خلقهم و خلقهم على غاية الكمال 

"dan pada hadits tersebut -menerangkan- bahwasanya para nabi pada penciptaan mereka dan akhlaq mereka berada pada puncak kesempurnaan"

Setelah itu kala potongan rekaman celaan kejinya kepada nabi Musa alaihissalam tersebar, lagi! dengan penuh keangkuhan dan kearoganan dia menyatakan rujuk dari celaannya kepada nabi Musa alaihissalam, sambil menantang-nantang kepada siapa saja untuk terus membongkar kesalahan-kesalahannya. Mari kita perhatikan baik-baik pernyataan ‘rujuk’ Yasin Al-Adeni di bawah ini yang dia tuliskan pada tanggal 4 Rabi'uts-tsani 1436 H,

استمروا بإخراج أخطائي وزلاتي ، وها أنا ذا أتوب وأتراجع دون كبر ولا عناد

"teruslah untuk mengeluarkan kesalahan-kesalahanku  dan ketergelinciranku, HAH !!! INILAH AKU !!! AKU BERTAUBAT DAN AKU RUJUK TANPA SOMBONG DAN TANPA KERAS KEPALA !"

Allahu Akbar !!!

Perhatikanlah... !!! Begitukah cara taubat dan rujuk yang benar dari sebuah ketergelinciran yang amat sangat berbahaya lagi fatal, yang bisa jadi menghantarkan pelaku perbuatan semisal itu kepada kekufuran dan kemurtadan ? Wal 'iyadzubillah.

Itulah Yasin Al-Adeni seorang 'syaikh aqidah dan manhaj' yang mendadak namanya menghiasai dunia dakwah persalafian di Indonesia.

Ironisnya muncul kelompok yang menyangka diri mereka sebagai pakar manhaj dan sangat membenci penyimpangan justru menganggap enteng permasalahan tersebut sebagai kesalahan lafadz biasa, tahukah mereka bahwa lisan dapat menyeret pelakunya ke dalam jurang neraka sejauh jarak timur dan barat ?! Ataukah para asatidz mereka tidak pernah mengajarkan kepada mereka ?! Musibah wahai ikhwah !!!

Allahu ta'ala berfirman :

ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ, ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺅُﻭﻥ. ﻻَ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍْ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ إيمانكم‏

"dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?! Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah kamu beriman" (QS. At-Taubah 65-66)

Dari Abu Huroiroh radiallahu anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

إن العبد ليتكلم بالكلمة ما يتبين فيها يزل بها في النار أبعد مما بين المشرق و المغرب

"sesungguhnya seorang hamba benar-benar berbicara dengan suatu perkataan yang dia tidak menyangka  dengan perkataannya tersebut, menyebabkan dia terjerembab ke neraka yang jarak kedalamnya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat " [Muttafaqun Alaih]

Simak bukti rekaman celaan Yasin pada link di bawah ini beserta penjelasan Al-'Allamah Sholih Al-Fauzan hafidzahullah, beliau hafizhohullah menyatakan dengan pernyataan beliau,

!وأما تنقص الأنبياء فهو كفر

"ADAPUN MENGANGGAP PARA NABI SEBAGAI SOSOK YANG KURANG MAKA DIA KAFIR"


========================
Tidak diragukan lagi bahwa apa yang telah dilakukan seorang Yasin merupakan sebuah amalan kekufuran yang nyata, namun tetaplah peletakan hukum terhadapnya merupakan hak para ulama karena qaidah yang telah tetap bahwa «tidaklah setiap yang terjatuh pada perbuatan kekafiran maka jadilah dia dikafirkan» pun begitu tentu berat rasanya untuk kembali menaruh kepercayaan kepada seorang Yasin, apalagi untuk mengambil ilmu darinya maupun ucapan-ucapannya.

Tentunya tidak boleh dipahami bahwa saya telah mengkafirkan Yasin, pada kesempatan ini saya hanya sebatas memaparkan keterangan hukum yang dijelaskan oleh para ulama bahwa permasalahan pencelaan terhadap seroang nabi merupakan perkara yang sangat berbahaya dan tidak boleh dianggap sepele.

Terjadi perselisihan dikalangan para ulama apakah taubat seorang pencela nabi diterima atau tidak, sebelum itu para ulama sendiri berselisih pendapat terhadap hukum seorang yang mencela nabi dengan tanpa sengaja atau tanpa memaksudkannya, namun jumhur ulama menyatakan bahwa hukuman mati adalah ganjaran yang setimpal atas pelaku pencelaan terhadap seorang nabi.

Berkata pengarang kitab ad-dar al-mukhtar ala matan tanwiril abshor fi madzhab abi hanifah dalam bab hukum orang yang mencela nabi-nabi :

والكافر بسب النبي من الأنبياء فإنه يقتل حدا ولا تقبل توبته مطلقا

"dan orang yang kafir dengan sebab mencela seorang nabi dari kalangan para nabi maka sesungguhnya hukuman bagi dia adalah dibunuh dengan hukum had dan tidaklah diterima taubatnya secara mutlak "

Berkata Ad-Dirdiyri Al-Maliki, fuqoha madzhab Maliki :

وكذا إن ألحق نبيا نقصا و إن ببدنه كعرج و شلل 

"dan begitu pula apabila seseorang menyandarkan kekurangan kepada seorang nabi meskipun pada badannya (fisiknya), seperti pincang atau lumpuh.."

Berkata Asy-Syarbini As-Syafi'i, fuqoha madzhab Asy-Syafi'i :

من كذب رسولا أو نبيا أو سبه أو استخف به أو باسمه فهو كافر

"barangsiapa yang mendustakan seorang rasul atau nabi atau mencelanya dan merendahkannya atau dengan namanya maka dia kafir "

berkata Mar'i bin Yusuf Al-Karmi Al-Hanbali, fuqoha madzhab Hanbali :

من سب رسولا كفر

"barangsiapa yang mencela seorang rasul maka dia kafir"

Duhai kiranya al-akh Arofat Al-Muhammadi sudi dan tega untuk memperdengarkan potongan rekaman tersebut kepada fadhilatus syaikh Ubaid Al-Jabiri hafidzahullah, kita tunggu saja sampai onta dapat masuk ke lubang jarum.

Seminim-minimnya sesuatu yang pantas untuk dikatakan kepada seorang Yasin adalah bahwasanya dia itu MUGHOFFAL dan mughoffal tentu tidak layak untuk berdakwah tidak pula untuk mengajar !!!

Benarkah seorang Yasin telah bertaubat, anggap saja benar, lalu bagaimanakah hukumnya menurut para ulama, saya akhiri pembahasan ini dengan pernyataan para fuqoha, selanjutnya silahkan pembaca merenunginya.

Al-Adawy rahimahullah mengatakan :

السب هو الشتم و هو كل كلام قبيح و حينئذ فالقذف و الاستخفاف بحقه و إلحاق النقص به كل ذلك داخل في السب

"celaan itu adalah merupakan cacian dan hal itu adalah mencakup setiap perkataan yang jelek, maka dari itu tindakan  pencemaran nama baik, dan perendahan terhadap hak seorang nabi dan menyandarkan suatu kekurangan padanya semua itu termasuk dalam celaan " 

[hasyiah ad-dasuqi 'ala syarhil kabir, jilid 4 /hal 310]

berkata syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

ولهذا من سب نبيا من الأنبياء قتل باتفاق الفقهاء

"oleh sebab itulah barangsiapa yang mencela seorang nabi diantara kalangan para nabi -maka hukuman baginya- adalah dibunuh berdasarkan kesepakatan para fuqaha " [majmu' fatawa, jilid 2 / 373]

Berkata Al-Imam Abu Hanifah dan para sahabat beliau dari kalangan para imam madzhab Hanafi rahimahumullah menerangkan pokok madzhab mereka :

من كذب بأحد من الأنبياء أو تنقص أحدا منهم أو برئ منه فهو مرتد

"barangsiapa yang mendustakan salah seorang nabi atau menganggap kurang salah satu dari mereka atau berlepas diri dari salah satu diantara mereka maka dia murtad ! "

Berkata Al-Qodhi Abul Fadl rahimahullah :

ولكن بزجر من تنفصهم و آذاهم و يؤدب

"akan tetapi dengan pemboikotan terhadap orang-orang yang menganggap nabi sebagai seorang yang kurang dan mengganggu para nabi dan pelakunya dihukum "

Berkata Malik  dalam kitab Ibnu Habib halaman 596,

و قال ابن القاسم و ابن الماجشون و ابن عبد الحكم و أصبغ و سحنون فيمن شتم الأنبياء أو أحدا منهم أو تنقص قتل و لم يستتب 

"dan Ibnul Qosim berkata; dan Ibnul Majisyun dan Ibnu Abdil Hakam dan Asbagh dan Sahnun berpendapat pada orang-orang yang melakukan pencelaan terhadap para nabi atau salah satu dari mereka atau menganggap mereka kurang, maka hukuman bagi pelaku yang demikian adalah hukuman mati dan tidaklah perlu diminta untuk bertaubat "

Berkata syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

وكذلك حكي عن غير واحد الإجماع على قتله و تكفيره, و قال الإمام إسحاق بن راهويه أجمع المسلمون على أن من سب الله أو سب رسوله صلى الله عليه و سلم أو دفع شيئا مما أنزل الله عز و جل أو قتل نبيا من أنبياء الله عز و جل أنه كافر بذلك و إن كان مقرا بكل ما أنزل الله

"dan demikian pula telah dihikayatkan lebih dari seorang, sebuah ijma' akan hukuman mati dan pengkafiran terhadap orang-orang yang merendahkan seorang nabi.

dan imam Ishaq bin Rahawaih rahimahullah berkata : -ulama- kaum muslimin bersepakat bahwasanya barangsiapa yang mencela Allah atau mencela rasul-Nya atau menolak sesuatu yang diturunkan Allah azza wa jalla atau membunuh seorang nabi dari nabi-nabi Allah azza wa jalla maka dia kafir dengan hal tersebut meskipun dia meyakini seluruh perkara yang diturunkan oleh Allah "

Berkata Muhammad bin Sahnun rahimahullah :

أجمع العلماء على أن شاتم النبي صلى الله عليه و سلم المنتقص له كافر و الوعيد جار عليه بعذاب الله له و حكمه عند الأمة القتل ومن شك في كفره و عذابه كفر

"para ulama telah bersepakat bahwasanya barangsiapa yang mencela nabi, menganggapnya kurang maka dia kafir dan berlaku ancaman bagi dia berupa adzab Allah atasnya, dan hukuman bagi dia di sisi umat adalah hukuman mati dan barangsiapa yang meragukan kekafirannya (orang yang melakukan pencelaan serta perendahan terhadap nabi) dan meragukan ancaman adzab atasnya maka dia kafir "

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam zadul ma'ad :

ﻋﻦ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﻗﺎﻝ : ﺃﺗﻲ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺑﺮﺟﻞ ﺳﺐ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺘﻠﻪ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ:
! ﻣﻦ  ﺳﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﺃﻭ ﺳﺐ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻓﺎﻗﺘﻠﻮﻩ

"dari Mujahid rahimahullah beliau berkata: didatangkan seorang lelaki yang mencela Nabi shalallahu alaihi wasallam kepada Umar radiallahu anhu, maka kemudian beliau membunuhnya.

Kemudian Umar berkata radiallahu anhu : "barangsiapa yang mencela Allah dan rasul-Nya atau mencela salah seorang dari kalangan para nabi maka bunuhlah dia !"

Imam ahlus-sunnah di abad ini Samahatu Asy-Syaikh Al-'Allamah Al-Muhaddits Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻜﻠﻢ ﺑﻜﻔﺮ ﺑﺄﻥ ﺳﺐ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﻭ ﺗﻨﻘﺺ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﺃﻭ ﺳﺐ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺃﻭ
ﻣﺎ ﺃﺷﺒﻪ ﺫﻟﻚ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﺒﺪﺍﺭ ﺑﺎﻟﺘﻮﺑﺔ

ﻭﺇﺫﺍ ﻋﺮﻑ ﻭﻟﻲ ﺍﻷﻣﺮ ﻭﺛﺒﺖ ﻟﺪﻯ ﺍﻷﻣﺮ ﺫﻟﻚ ﻭﺟﺐ ﺃﻥ ﻳﻌﺰﺭ ﻭﻳﺆﺩﺏ ﻭﻟﻮ ﺗﺎﺏ

ﻓﺈﻥ ﺃﺻﺮ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺐ ﻭﺟﺐ ﻗﺘﻠﻪ ﻣﺮﺗﺪﺍً ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ 

ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺃﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﻰ ﺑﻨﺎﻗﺾ ﻣﻦ ﻧﻮﺍﻗﺾ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺛﻢ ﺗﺎﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻮﺑﺔ ﺻﺎﺩﻗﺔ ﻋﻔﺎ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺘﻮﺏ ﻋﻠﻴﻪ، ﻟﻜﻦ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻗﺒﻮﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﺸﺮﻋﻲ ﻫﻞ ﻳﻘﺘﻞ ﺃﻭ ﻣﺎ ﻳﻘﺘﻞ ؟!

 ﺃﻣﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻜﻞ ﻣﻦ ﺗﺎﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﻮﻓﻰ ﺍﻟﺸﺮﻭﻁ ﻭﺃﺧﻠﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﺻﺪﻕ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺘﻮﺏ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺫﻧﺐ ﺣﺘﻰ ﺍﻟﺸﺮﻙ، 

ﻟﻜﻦ ﻫﻨﺎﻙ ﺃﻣﻮﺭ ﻗﺪ ﺗﻮﺟﺐ ﻗﺘﻠﻪ، ﻭﺇﻥ ﺗﺎﺏ، ﻛﺴﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻭ ﺳﺐ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻭﺍﻟﺴﺤﺮ ﻓﺈﻥ ﺟﻤﻊ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻻ ﻳﺴﺘﺘﺎﺏ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺑﻞ ﻳﻘﺘﻞ؛ ﻷﻥ ﺷﺮﻩ ﻋﻈﻴﻢ !!! ﻛﺒﻴﺮﺓ 

ﻟﻜﻦ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ
ﺻﺤﻴﺤﺔ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ 

"apabila seseorang berucap dengan ucapan kufur seperti mencela agama atau merendahkan agama / menganggap kurang atau mencela sahabat nabi atau yang serupa dengan itu wajib baginya untuk bersegera dalam bertaubat !

Dan apabila waliyul amr mengetahui yang demikian itu dan telah tetap di sisinya kepastian perkara tersebut maka wajib bagi waliyul amr untuk mencerca dengan keras dan memberikan hukuman kepadanya meskipun orang tersebut telah bertaubat !!!

Maka apabila dia tetap bersikukuh dan tidak mau bertaubat maka wajib untuk membunuhnya (hukuman mati) karena murtad !!!

Kita memohon kepada Allah keselamatan.

Maksudnya adalah bahwasanya apabila seseorang datang dengan sebuah pembatal dari pembatal-pembatal keislaman kemudian dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang benar, Allah memaafkan seluruh dosa-dosanya, Allah menerima taubatnya !

Namun sebagian pada permasalahan tertentu padanya terdapat perselisihan dari segi diterimanya taubat tersebut dalam koridor hukum syar'i, apakah pelakunya dihukum mati ataukah tidak ?

Adapun permasalahan dosa yang berkaitan antara dia dan Allah maka siapa saja yang bertaubat kepada Allah maka Allah menerima taubatnya jika terpenuhi syarat-syarat taubat dan dia mengikhlaskan diri dalam taubatnya dan jujur dalam taubatnya maka Allah akan menerima taubatnya dari seluruh dosa-dosa bahkan dosa syirik.

Akan tetapi disana terdapat beberapa perkara yang terkadang mewajibkan untuk ditetapkan hukuman mati terhadapnya meskipun pelakunya telah bertaubat !!!

Seperti mencela Allah atau mencela rasul shalallahu alaihi wa sallam dan perbuatan sihir, karena sesungguhnya banyak dari kalangan ahli ilmu berpendapat bahwa pelaku perbuatan tersebut tidak perlu dituntut untuk bertaubat dalam permasalahan tersebut bahkan ditegakkan padanya hukuman mati dikarenakan kejelekannya begitu dahsyat dan besar.

Namun taubat dia terhadap perkara dosa yang berkaitan antara dirinya dengan Allah telah sah.”


Setelah itu semua akankah cukup perkataan taubat Yasin dalam keadaan dia menyangka telah jujur dalam taubatnya, serta tampak emosi sambil melakukan tuduhan keji tanpa rasa terimakasih kepada orang yang mengingatkan ketergelinciran fatalnya,

فقام بعض المتعصبة لعبد الرحمن مرعي بإنزال الكلمة الخاطئة دون أن ينز التراجع عنها

“Maka sebagian orang-orang yang berta'ashub kepada Abdurrahman Mar'i mengeluarkan ucapanku yang keliru tanpa menyertakan pernyataan rujukku darinya"

Wahai Yasin betapa mahalnya sikap tawadu' pada dirimu, engkau berkata dengan penuh kesombongan dan keangkuhan menganggap enteng perkara yang dia telah terjatuh padanya

و ها أنا ذا أتوب و أتراجع دون كبر ولا عناد

"HAH INILAH AKU !!! AKU BERTAUBAT DAN AKU RUJUK TANPA SOMBONG DAN TANPA KERAS KEPALA !!!"

berkata 'Iyyad rahimahullah :
"barangsiapa yang mencela Nabi shalallahu alaihi wasalam atau mengejek beliau atau menyandarkan pada beliau kekurangan pada diri atau agama atau nasab atau perangai dari perangai-perangai seorang nabi atau melakukan sindiran atau menyerupakan dengan sesuatu dalam bentuk celaan kepadanya atau menghinakannya atau menganggap remeh perkara seorang nabi atau merendahkan martabatnya atau menganggap aib maka pelakunya termasuk pencela nabi! Dan hukum atas yang demikian itu sebagaimana hukum seorang yang mencela nabi yaitu dihukum mati sebagaimana yang kami jelaskan dan kami tidaklah mengecualikan pada satu pasal dari pasal-pasal permasalahan dalam bab ini dan kami tidaklah ragu pada penetapan hukum yang demikian itu, sama saja baik itu secara terang-terangan maupun secara isyarat. Dan demikian pula barangsiapa yang menisbahkan kepada seorang nabi suatu perkara yang tidak layak dengan kedudukan beliau dalam bentuk celaan dan yang terkenal dalam pendapat Imam Malik pada seluruh permasalahan tersebut adalah bahwasanya pelakunya dihukum mati dalam rangka penegakan hukum had baginya bukan karena kufur oleh karena itu tidaklah diterima taubatnya dan tidak pula memberinya manfaat penyerahan dirinya ataupun pernyataan rujuknya!”

Dan beliau rahimahullah juga berkata:
"apabila si pengucap tatkala dia mengucapkannya terhadap alaihis sholatu wassalam tanpa sengaja melakukan celaan dan menghinakan dan tidak pula dia meyakini apa yang diucapkannya terhadap nabi, akan tetapi dia berbicara menyinggung hak seorang nabi alaihis sholatu wasallam dengan suatu ucapan kufur berupa melaknatnya atau mencelanya atau mendustakannya dan tampak berdasarkan dalil keadaanya bahwa dia tidaklah menyengaja dalam melakukan celaan kepada seorang nabi dan dia tidak pula memaksudkan melakukan celaan terhadap nabi, bisa jadi dikarenakan sebab kebodohan yang menyebabkan dia mengucapkan ucapannya atau karena sebab bosan/ letih atau dia merasa mabuk yang memaksa dia atau kurang perhatian atau keseleo lidahnya atau karena sebab kesombongan atau asal bicara, maka hukuman terhadap gambaran permasalahan tersebut adalah sebagaimana hukum yang berlaku pada gambaran permasalahan pada pasal yang pertama tanpa diragukan yaitu dihukum mati tanpa dituntut untuk bertaubat sebagaimana yang telah berlalu"


03 Ramadhan 1436 HDarul Hadits As-Salafiyyah, Desa Al-Fiyusy - Lahj/ Republik Yaman